-BENAK REKTOR-

MENGAPA SHALAT BERJAMAAH?

Dipublish Tanggal 08 May 2025 Pukul 19:32 Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag - Rektor IAIN Kendari

Shalat adalah rukun Islam yang kedua dan wajib ditunaikan oleh setiap muslim dewasa. Shalat ditunaikan pada tempat, waktu, dan cara yang lebih baik dan tepat. Tempat yang tepat untuk shalat adalah di masjid, surau, langgar atau meunasah. Sedangkan waktu yang tepat untuk shalat adalah Isya tepat jam 19.00 malam, Subuh tepat jam 04.30, Zuhur tepat jam 12.00, Ashar tepat jam 15.00, dan Magrib tepat jam 18.00 atau disesuaikan dengan kondisi dan wilayah tempat dilaksanakannya shalat itu. Adapun cara yang tepat untuk shalat adalah dengan cara berjamaah. Shalat berjamaah memang menjadi penting karena: 

Pertama, secara eskatologis shalat berjamaah dijamin untuk mendapatkan pahala 27 derajat dibanding shalat sendirian. Angka 27 secara matematis merupakan hasil penjumlahan dari angka 17 dan angka 10. Angka 17 menunjukkan jumlah seluruh rakaat shalat fardhu dan angka 10 menunjukkan simbol kesempurnaan seperti yang dikatakan Phytagoras dalam filsafat matematik-simbolik mengungkapkan bahwa angka 1 adalah angka permulaan, angka 3 adalah angka keberuntungan dan angka 10 adalah angka kesempurnaan. Jadi angka 10 merupakan simbol kesempurnaan manusia apabila dilengkapi dengan angka 17 sebagai jumlah rakaat shalat fardhu yang wajib didirikan oleh setiap muslim guna memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Jadi kemuliaan manusia seutuhnya ada pada angka 27 rakaat tersebut.

Kedua, Shalat berjamaah dipandang sebagai tiang agama yang benar-benar kokoh karena dibangun di atas bilangan 27 derajat. Secara terpisah, sejatinya shalat itu sendiri menjadi intisari dari rukun Islam, yang mana pada shalat terhimpun semua rukun Islam yang memuat 5 perkara itu, yakni syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Penjelasannya adalah bahwa dalam shalat ada syahadat karena kita bertasyahud ketika kita duduk untuk menengahi atau mengakhiri shalat. Dalam shalat pun ada shalat karena kita bertakbir di awal shalat dan bersalam di akhir shalat. Di mana pengertian shalat adalah ibadah kepada Allah yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Pada shalat terdapat puasa sebab orang yang sedang shalat tidak boleh makan dan minum serta berkata-kata, apalagi perkataan yang buruk. Orang yang sedang shalat harus mampu mengendalikan diri untuk tidak banyak bergerak dan bertindak, terutama yang mengarah pada hal-hal yang buruk karena itu akan membatalkan puasa. Di dalam shalat terdapat pula zakat karena ketika kita hendak mengerjakan shalat, maka kita harus menzakati dan mencukupkan diri kita dengan pakaian yang menutup aurat sehingga tidak membuat tidak sah shalat kita. Pada shalat juga termaktub haji di dalamnya karena ketika kita shalat, dipastikan harus menghadap ke masjidil haram (Baitullah) tempat kiblat berada di dalamnya. Baitullah merupakan tempat yang sangat dirindukan oleh kaum muslimin agar bisa kerkunjung ke sana guna menunaikan rukun dan wajib haji.

Ketiga, berdasarkan hasil penelitian bahwa secara fisika-kimia, shalat berjamaah diperlukan untuk saling menyeimbangkan muatan ion elektrik tubuh manusia antara yang positif dan negatif yang terserap oleh tubuh manusia yang berdekatan atau merapatkan bahu dan tumit kaki. Tubuh manusia masing masing memiliki ion elektrik positif dan negatif yang selalu untuk saling mengeluarkan, melepaskan dan menyerap oleh tubuh manusia. Silaturahmi dan berkumpul dengan akrab yang saling mendekat menjadi urgen agar terjadi pertukaran dan saling melempar ion elektrik dengan baik dan momentumnya yang tepat adalah pada saat shalat berjamaah. 

Keempat, jumlah rakaat dari setiap shalat fardhu itu menarik untuk dicermati karena shalat Subuh 2 rakaat yang jumlahnya cukup sedikit karena kita habis bangun dari tidur yang membuat badan kita nyaris tidak memiliki keseimbangan elektrik positif dan negatif karena kita tidak melakukan aktivitas fisik sebab kita dalam keadaan tidur, dan  untuk menyeimbangkan fisik dan mentalitas kita secara presisif, maka diperlukan shalat berjamaah cukup hanya 2 rakaat saja. Sedangkan pada shalat Zuhur dibutuhkan 4 rakaat karena tubuh memerlukan keseimbangan ion elektrik positif disebabkan sehabis bekerja mulai subuh pagi hingga siang maka untuk menyeimbangkan diperlukan shalat zuhur berjamaah. Begitu juga dengan shalat Ashar membutuhkan 4 rakaat karena kita masih melanjutkan aktivitas kerja yang membuat ion elektrik positif menjadi berkurang maka untuk menyeimbangkan diperlukan shalat ashar berjamaah yang waktunya sangat panjang yang sama dengan zuhur. Nanti pada shalat Magrib jumlah rakaatnya menjadi berkurang yakni menjadi 3 rakaat karena kita baru saja selesai merampungkan pekerjaan yang membuat ion elektrik positif kita berkurang maka untuk menyeimbangkan diperlukan shalat magrib berjamaah yang cukup. Selanjutnya shalat Isya membutuhkan 4 rakaat karena diperlukan persediaan ion positif dan negatif secara seimbang untuk mempersiapkan diri kita menghadapi anjuran pada sepertiga malam untuk shalat lail sehingga diperlukan shalat berjamaah cukup lama kemudian istrahat dan tidur lebih cepat agar bangun tepat pada waktunya di pertengahan malam.(*)

Lainnya