-BENAK REKTOR-

MELEMBAGAKAN EKOTEOLOGI DI IAIN KENDARI

Dipublish Tanggal 05 August 2025 Pukul 08:09 Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag - Rektor IAIN Kendari


Salah satu dari Asta Program Prioritas (Asta Protas) Kemenag RI adalah Ekoteologi. Agenda ini bukan sekedar wacana dan retorika belaka. Tidak cuma diketengahkan pada acara peresmian, seminar, focused group discussion, atau bentuk tindakan nyata lainnya secara sporadis, pun tidak disampaikan dalam forum-forum formal atau non formal an sich, tetapi program ini benar-benar serius diimplementasikan, terutama oleh seluruh entitas Kemenag RI, dan pada tingkat tertentu sudah harus terlembagakan secara formal sebagai wujud dari keseriusan itu, sehingga program ini dapat berjalan secara berkelanjutan. 

Merespon sekaligus menguatkan agenda yang maha penting ini, IAIN Kendari sebagai salah satu PTKIN di Indonesia telah mendesain secara akademik sebuah Program Studi Doktor (S3) Islamic Studies yang berkonsentrasi pada kajian Ekoteologi. Hal ini menjadi bukti pelembagaan itu untuk membumikan dan mengejawantahkan agenda Asta Protas tersebut.

Indikator yang dapat diukur secara akademik adalah dengan menelisik konten matakuliah yang diprogramkan, apakah sinkron dengan matakuliah dengan konsentrasi kajian atau tidak. Matakuliah dimaksud antara lain Sosio-Ekoteologi, Etika dan Hukum Sosio-Ekologi, Manajemen Ekoteologi, Studi Naskah Klasik Ekologi, Pendidikan Ekoteologi, Ekonomi Syariah Ekologi, Tafsir dan Hadis Ekologi, Konseling Ekoteologi, dan Metode Riset Ekologi serta beberapa matakuliah yang mengakomodir beberapa bidang ilmu lainnya sebagai pendukung. Dengan bentangan matakuliah tersebut menjadi penanda bahwa konsentrasi studinya jelas mengarah pada Ekoteologi.

Paling tidak ada empat pertimbangan mengapa kemudian rumusan bahan kajian dan matakuliah berwujud demikian, yaitu:
Pertama, Program Studi Doktor (S3) Islamic Studies di beberapa Perguruan Tinggi Keagaamaan Islam, sesuai hasil banchmarking yang dilakukan pihak Pascasarjana IAIN Kendari, beberapa PTKI ini memiliki distingsi masing-masing yang cukup berbeda, namun belum menjadikan Ekoteologi sebagai distingsi Prodi S3 Islamic Studies-nya. Merunut pada hal tersebut, IAIN Kendari berketetapan untuk menjadikan Ekoteologi sebagai distingsinya. Bahkan berdasarkan hasil observasi bahwa konsentrasi Ekoteologi ini menjadi satu-satunya di PTKIN se-Indonesia.

Kedua, matakulian ini merupakan bentuk akomodasi terhadap alumnus prodi-prodi S2 yang existing di PTKI atau PTU saat ini yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang Doktor (S3). Ketiga, secara internal, model matakuliah yang menjadi penjabaran dari Visi Transdisipliner IAIN Kendari. Paradigma Transdisipliner diterjemahkan sebagai upaya untuk melakukan sintesis lebih dari dua disiplin ilmu yang berbeda dan berasal dari rumpun ilmu yang berbeda pula dalam rangka membangun disiplin ilmu baru. Matakuliah tersebut di atas nampak jelas rumusan transdisiplinernya. Misalnya, matakuliah Sosio-Ekoteologi yang merupakan sintesis dari lebih dari dua disiplin ilmu, yaitu Sosiologi, Ekologi, dan Teologi. Disiplin ilmu Sosiologi berasal dari rumpun ilmu sosial, sedangkan Ekologi berasal dari rumpun ilmu terapan, dan Teologi berasal dari rumpun ilmu agama. Suatu saat nanti ketika matakuliah ini mengalami kematangan kajian, baik dari sisi antologi, epistemologi, dan aksiologi nya maka dapat diusulkan menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri.  

Keempat, guru besar yang memiliki basic keilmuan dari matakuliah ini cukup memadai dari sisi kualitas dan kuantitas.

Perumusan matakuliah yang mengambil bentuk seperti ini tentu berdasarkan pada pertimbangan rasional, aktual, dan objektif. Rasional karena pengelolaan alam selama ini yang kita saksikan masih menonjol dilakukan oleh mereka yang berparadigma maskulin dan terkadang melupakan paradigma feminin, sehingga yang terjadi adalah ekploitasi yang berlebihan dengan segudang motif yang membonceng di belakangnya, dan pada akhirnya berdampak pada kerusakan alam itu sendiri, di samping manusia tentunya. Olehnya itu, maka kehadiran Teologi di dalam Ekologi menjadi sangat urgen untuk dalam rangka membingkai eksploitasi ekologi yang bernalar maskulin tersebut supaya tetap berjalan di atas koridor sosio-etik-islamik. Aktual karena isu lingkungan ini selalu aktual di Dunia, terlebih lagi setelah digaungkan oleh Menag Prof. Nasaruddin Umar dan Paus ketika hadir dalam Festival Istiqlal di Indonesia, membuat semakin mengharubiru agenda ini, terutama di kalangan entitas Kemenag RI. Objektif sebab problem lingkungan memang selalu mengitari kita di manapun berada. Efek ekologisnya selalu nampak di hadapan kita, sehingga memang perlu diminimalisir dampaknya. Hal inilah yang membuat agenda Ekoteologi mengemuka. 

Prodi Doktor (S3) Studi Islam di IAIN Kendari telah resmi di field assesment dan tidak lama lagi surat keputusan tentang izin operasional akan diterbitkan dan segera menerima pendaftaran calon mahasiswa baru. Semoga prodi ini dapat berjalan secara kontinum dan dikelola secara professional dalam rangka mendukung pengembangan sumber daya manusia di Indonesia dan hasil risetnya mampu memback-up berbagai agenda global tentang lingkungan.(*)

Baca Juga :