REKTOR MENGINSPIRASI SISWA SMA 2 KENDARI LEWAT KISAH HIDUPNYA

Lily Ulfia, SE 17-02-2016 (13:03:28) Berita 1616 times

Rektor bersama siswa

Kendari (Humas) – Hari masih pagi ketika Rektor IAIN Kendari, Dr. H. Nur Alim tiba di pelataran Sekolah Menengah Atas (SMA) 2 Negeri Kendari, sekolah yang terletak di kecamatan Poasia kelurahan Rahandouna Kota Kendari, Selasa (16/02/15). Kurang lebih sekitar 150 siswa telah berkumpul di Aula bersiap mendengarkan inspirasi dari orang nomor satu pada perguruan tinggi Islam Negeri satu-satunya di Sulawesi Tenggara tersebut. Ia didaulat untuk menginspirasi siswa SMA dalam acara Sultraku Menginspirasi yang diinisiasi oleh Harian Rakyat Sultra, salah satu harian terbesar di Sulawesi Tenggara.

Acara dimulai dengan pengantar kata dari Wakil Direktur Rakyat Sultra yang menyampaikan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan tersebut adalah untuk mengambil kisah inspiratif dari para tokoh di Sultra. Kemudian tibalah saatnya Rektor memberikan inspirasi yang disambut tepuk tangan riuh dari para siswa. Doktor Bidang Pendidikan ini memulai dengan yel yel singkat yang membakar semangat para siswa. Selanjutnya, Rektor yang selalu tampil ramah dan bersahaja ini mengisahkan perjalanan hidupnya.

Ia lahir dari keluarga yang sederhana, ayahnya seorang imam lulusan SD. Sedangkan ibundanya tidak sempat menamatkan pendidikan dasar. Dengan latar belakang pendidikan keluarganya itu, beliau memiliki mimpi mengubah nasib keluarga melalui pendidikan dengan meraih gelar seorang Sarjana Muda. Cita-cita itu terinspirasi dari bapak Djamaluddin, BA, Kepala Desa di kampungnya, desa Barugayya, kecamatan Bontoharu kabupaten Selayar. Sekitar tahun 80-an, Djamaluddin adalah satu-satunya lulusan perguruan tinggi di desa itu.

Untuk mewujudkan cita-cita itu, usai menamatkan pendidikannya pada Madrasah Tsanawiah Muhammadiyah Selayar, Ia kemudian merantau ke Kendari mengikuti pamannya yang kebetulan bermukim di kota ini. Disinilah  ia melanjutkan pendidikan pada sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri Kendari. Sehari-harinya setiap pulang sekolah ia membantu pamannya berdagang di pasar. Tak kenal lelah, ia menggapai cita dengan diiringi sabar dan ikhlas, berharap kebaikan akan selalu menghampirinya. Tahun terus berganti sampai akhirnya ia menamatkan pendidikannya di PGAN dengan hasil memuaskan. Dengan tekad yang bulat dan motivasi tinggi, ia bertekad melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Tarbiyah Filial IAIN Alauddin Makassar di Kendari. Kisah inspiratif yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Rektor pertama di IAIN Kendari ini adalah ia rela bekerja paruh waktu sebagai kuli bangunan demi membiayai kuliahnya. Pada tahun 1987, ia berhasil menyandang titel Sarjana Muda seperti yang dicita-citakan sebelumnya.

Namun tidak berhenti sampai disini, semangatnya untuk meraih kesuksesan dan berjuang dalam menggapai gelar pendidikan tinggi kembali membuncah. Ia bercita-cita meraih gelar sarjana lengkap dan melanjutkan studi ke Makassar. Pada tahun 1989, ia berhasil memperoleh gelar Drs dan dua tahun berselang ia diterima bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan ditempatkan sebagai tenaga administrasi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Kendari. Dua tahun berselang ia kemudian menikahi teman sekelasnya, Dr. Hj. Hadi Machmud, M.Pd.

Tahun 1994, menjadi awal karirnya sebagai dosen saat ia memutuskan untuk beralih dari pekerjaan administrasi. Setelah menjalani profesi sebagai dosen selama tiga tahun ia kemudian melanjutkan kembali pendidikan ke pascasarjana sampai meraih gelar master dan doktor. “ Banyak yang menunda untuk melanjutkan pendidikan dengan alasan biaya, tetapi bagi saya tidak melanjutkan pendidikan pun tidak membuat kita kaya dan melanjutkan pendidikan pun tidak membuat kita jatuh miskin karena itu saya memilih untuk kuliah sampai jenjang doktoral” katanya.

Baginya, pendidikan adalah modal manusia untuk memperbaiki kehidupannya, setidaknya ilmu yang dimiliki akan bermanfaat bagi sesama terlebih karena profesinya sebagai tenaga pengajar. “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya” lanjutnya.

Usai menyelesaikan jenjang pendidikan tinggi, ia kembali ke Kendari menjalankan tugas utamanya sebagai dosen baik di IAIN Kendari maupun di beberapa kampus swasta maupun negeri di kota Kendari. Universitas Muhammadiyah Kendari menjadi rumah pertama tempat ia memperoleh pengalaman manajerial ketika didaulat sebagai Dekan pada Fakultas Agama Islam. Pengalaman itu pula yang mengantarkannya terpilih menjadi Ketua STAIN Kendari pada tahun periode 2009 – 2013. Setelah menyelesaikan periode pertama, bersama rekan sejawatnya ia memperjuangkan alih status dari STAIN Kendari menjadi IAIN Kendari.

Pada tanggal 17 Oktober tahun 2014, alih status akhirnya terwujud berkat dukungan berbagai pihak baik pemerintah daerah maupun tokoh-tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara. Pasca alih status, ia kemudian dilantik menjadi Rektor IAIN Kendari yang pertama melalui mekanisme penunjukan langsung oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin. Dipercaya menjadi Rektor tidak serta merta membuatnya berpuas diri sebab sesungguhnya pemimpin memiliki tanggung jawab besar terutama dalam membangun dan mewujudkan visi misi bersama, diiringi semangat kebersamaan yang tinggi dengan mengesampingkan primordialisme. “Menjadi pemimpin adalah bentuk pengabdian kepada orang lain, bersama mengubah hidup orang lain menjadi lebih baik” ungkapnya.

Demikianlah kisah inspiratif dari Rektor IAIN Kendari yang disambut tepuk tangan dari para siswa. Sejumlah siswa mengajukan pertanyaan yang sesungguhnya bernada kagum karena melihat kondisi keluarga mereka yang justru serba berkecukupan tetapi semangat dan motivasi belajar masih rendah. Rektor yang memiliki 2 orang putri dan seorang putra ini tetap memberikan semangat bahwa tidak ada kata terlambat untuk meraih kesuksesan. “Yang terpenting adalah menentukan mimpi dan membuat skema rencana secara detail bagaimana proses menggapai mimpi itu, tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita bersabar, ikhlas, bekerja keras dan menempatkan Tuhan diatas segalanya sehingga apapun yang kita lakukan mendapat Ridha dariNya” pungkasnya mengakhiri Sultraku Menginspirasi di SMA 2 Kendari.