Rektor IAIN Kendari Jadi Pembicara di Forum Internasional

Novi Rahmilia 06-03-2024 (15:33:38) Berita 65 times
Kendari, Humas - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag menjadi keynote speaker pada International Olympiad & Conference of Islamic Economic and Business (IOSIE) yang dilaksanakan di Hotel Azizah Syariah, Rabu (6/3/24). 

Prof. Dr. Husain memaparkan paper yang berjudul Eko-metaverse (Measuring Its Implementation In Indonesia). Ia menjelaskan persoalan Metaverse berkaitan dengan islamic finance dan digital inovation yang mempengaruhi perekonomian secara global. 
 
Dalam presentasinya, Prof. Dr. Husain memulai dengan mengulas sejarah pengumuman Mark Zuckerberg pada 29 Oktober 2021, di mana Facebook Incorporated resmi berganti nama menjadi Meta Platforms Incorporated. Pengumuman ini mengguncang dunia bisnis IT dan ekonomi global, karena Zuckerberg memperkenalkan metaverse dengan standar privasi, pengawasan orang tua, dan transparansi penggunaan data yang tinggi. Metaverse menawarkan berbagai aplikasi mulai dari konser, olahraga, rapat, hingga resepsi yang memberikan pengalaman seolah-olah hadir secara fisik.
 
Menurut Prof. Dr. Husain, dampak Zuckerberg effect telah merambah hingga ke Indonesia. Negara ini, sebagai negara berkembang, diprediksi akan menemukan momentumnya dalam metaverse.
 
“Alam metaverse digambarkan sebagai sebuah universum yang dipenuhi dengan avatar manusia dan refleksi dunia nyata yang 'digeser' ke dunia virtual. Istilah Eko-Metaverse merupakan akronim dari Ekonomi Metaverse, yakni aktivitas ekonomi yang berlangsung di metaverse,” jelasnya.
 
Pada konteks ekonomi keindonesiaan, teknologi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Artificial Intelligence (AI) telah diimplementasikan, seperti yang diperkenalkan pada agenda Presidensi G20 di Bali pada November 2022. Teknologi ini memungkinkan pembangunan kota-kota virtual seperti Ibu Kota Nusantara, Jakarta, dan Bali di alam metaverse.
 
Prof. Dr. Husain juga membahas beberapa model ekometaverse syariah yang dapat diterapkan di Indonesia. Misalnya, Token Syariah Noorcoin yang merupakan mata uang digital syariah pertama di dunia yang berasal dari Indonesia, serta Indonesian Islamic Coin (IIC) yang memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia. Selain itu, konsep wakaf dan UMKM syariah juga dapat diintegrasikan dalam Eko-Metaverse untuk mengoptimalkan kesejahteraan metazen dan membuka peluang pasar global bagi UMKM Indonesia.
 
Mengakhiri paparannya, Prof. Dr. Husain menyimpulkan bahwa metaverse sudah diimplementasikan di Indonesia melalui berbagai teknologi dan platform seperti VR, AR, AI, cryptocurrency, dan Alfamind. Dari perspektif ekonomi syariah, penggunaan teknologi ini dapat diterima selama tidak menimbulkan kerugian. Ekometaverse memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia, mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan syariah yang inklusif.
 
Konferensi tersebut menghadirkan delapan pemateri, diantaranya Rektor IAIN Kendari, Prof. Dr. Husain Insawan, M.Ag dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kendari, Dr. Muhammad Hadi, M.HI. sebagai perwakilan Indonesia, Dr. Nadiah Binti Ishak dan Dr. Anas Tajuddin dari University Malaka Malaysia, Prof. Dr. Anwar M. Radiamoda dari Filipina, Dr. Salman Ahmad Shaikh dari Pakistan, dan Ibraheem Abdulkareem, Ph.D, dari Nigeria.