Rektor : Penyelenggara Kegiatan Harus Berpikir Inovatif

Lily Ulfia, SE 19-03-2016 (08:35:14) Berita 1330 times

Pembukaan Raker - Koran

Rektor : Penyelenggara Kegiatan Harus Berpikir Inovatif

Kendari (Humas) – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari menggelar rapat kerja tahun 2016 yang dilaksanakan pada 19-20 Maret 2016 di Auditorium IAIN Kendari. Rapat tersebut mengagendakan pembahasan desain kegiatan tahun 2017.  Rektor IAIN kendari, Nur Alim meminta kepada seluruh pelaksana kegiatan mulai dari tingkat Fakultas, Unit dan Bagian untuk berpikir inovatif sehingga tidak melaksanakan kegiatan yang berulang setiap tahun. “Dengan pengalaman yang kita miliki, sedapat mungkin program yang dilaksanakan berbasis urgensi dan memenuhi kebutuhan dalam rangka meningkatkan grade akreditasi baik prodi maupun institut” kata Rektor saat membuka kegiatan Rapat Kerja tersebut.

Lebih lanjut, Rektor menjelaskan, IAIN Kendari saat ini berada pada fase penguatan daya saing usai melewati fase perubahan status kelembagaan dari STAIN menjadi IAIN pada 2015 lalu. Berbagai instrumen dalam rangka penguatan daya saing baik kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemahasiswaan maupun  tata kelola terus disiapkan secara matang. “Upaya yang kita lakukan muaranya adalah bagaimana memenuhi ekspektasi stake holder maupun ekspektasi kita sendiri” tambahnya.

Rapat Kerja IAIN Kendari tahun 2016 diikuti oleh 70 orang peserta terdiri dari Dekan, Direktur Pascsarjana, Pejabat Struktural dan Non Strukturan serta perwakilan dari dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa. Rapat kerja ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja IAIN Kendari 1 tahun terakhir serta mengelaborasi arah kebijakan pengembangan IAIN Kendari pada tahun 2017.

Kegiatan ini juga menghadirkan Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI, Dr. Hilmi Muhammadiyah, M.Si yang membawakan materi tentang tata kelola pendidikan tinggi keagamaan Islam. Pada kesempatan ini, Hilmi memaparkan sejumlah poin penting yang sering menjadi temuan auditor diantaranya terkait pertanggungjawaban pengeluaran anggaran kegiatan. “Ada beberapa hal yang terkadang kita abaikan tetapi ternyata penting seperti absensi kehadiran, pertanggungjawaban konsumsi, biodata pemateri dan lain-lain, ini harus menjadi perhatian kita dalam rangka menerapkan akuntabilitas dan efisiensi anggaran” paparnya.

Materi tersebut mendapat tanggapan positif dari peserta Rapat sebab pemeriksaan keuangan kadang menjadi momok bagi pelaksana kegiatan karena belum adanya pemahaman yang komprehensif terkait aturan pengelolaan anggaran negara. (Lily)