Prof. Dr. Nasaruddin Umar Beri Penguatan Moderasi Beragama di IAIN Kendari

Lily Ulfia, SE 18-09-2022 (21:07:09) Berita 1185 times
Kendari, Humas – Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA memberikan penguatan moderasi beragama kepada dosen IAIN Kendari pada kegiatan Pembinaan Moderasi Beragama yang digelar di Azizah Hotel Kendari, Kamis (15/9/22). Penguatan moderasi beragama ini juga diikuti oleh dosen eksternal dari Universitas Muhammadiyah Kendari dan Universitas Nahdatul Ulama Sulawesi Tenggara dari berbagai latar belakang keilmuan.

Dalam pemaparannya, Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini banyak membahas makna istilah-istilah dalam ajaran Islam yang menjelaskan tentang bagaimana sikap seorang muslim terhadap pemeluk agama lain dan maupun terhadap sesame muslim yang memiliki mazhab maupun pandangan yang berbeda.

“Jangan gampang memusyrikkan orang lain karena bisa jadi kita yang menjadi musyrik. Jangan gampang memberi label kepada orang lain, sebab label itu dapat kembali pada diri kita sendiri. Islam mengajarkan bagaimana kita menghargai perbedaan, toleran, moderat, jauh dari sikap ekstrim  untuk mencapai kehidupan yang aman, damai tanpa konflik yang dapat memporak-porandakan kehidupan,” paparnya.

Penyampaian Prof. Nasaruddin yang khidmat dan meneduhkan mampu membangun kesadaran bagi para dosen tentang pentingnya sikap moderat dalam bernegara, berbangsa dan beragama. Hal ini terlihat dari respon para dosen pada sesi diskusi. Sebagian besar peserta menyampaikan bahwa sikap moderat penting diimplementasikan pada semua aspek kehidupan. Sejauh ini, sikap moderat belum sepenuhnya dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam aktifitas mereka sebagai seorang akademisi.

Rektor IAIN Kendari Prof. Dr. Faizah Binti Awad, M.Pd mengatakan, pembinaan moderasi beragama merupakan upaya institusi dalam membentengi masuknya paham radikal dan ekstrim dalam menjalankan dogma agama yang tidak selaras dengan semangat kebhinekaan.

“Tanpa kita sadari, berbagai pengaruh negatif yang kita peroleh baik secara langsung maupun dari media sosial dapat membentuk persepsi dan sikap kita yang mengarah pada intoleran. Ini harus kita cegah sebelum menjadi sumber permasalahan yang dapat memecah belah rasa persatuan. Mari kita berkomitmen untuk menjaga agama sekaligus menjaga negara dengan sikap moderat,” tambah Rektor.  

Melengkapi khasanah pengetahuan peserta tentang moderasi beragama, IAIN Kendari juga membuka sharing session dengan Abidoun Sadiq, seorang mahasiswa program doktor pada Southern Illionis University di Amerika Serikat. Pengalamannya sebagai muslim minoritas di Amerika yang memperoleh kebebasan menjalankan ibadahnya, patut menjadi contoh konkret bahwa sikap moderat diperlukan untuk menjaga hak asasi orang lain. Di sisi lain, Abidoun juga senantiasa menjaga sikap dalam pergaulan untuk merepresentasikan diri sebagai seorang muslim yang baik tanpa memandang perbedaan agama.

Pemahaman moderasi juga diperkuat oleh narasumber lainnya, Kepala Balai Diklat Makassar Dr. Saprillah, M.Si. Dia menguraikan visi pemerintah khususnya Kementerian Agama dalam penguatan moderasi dan urgensi menjaga kerukunan antar umat beragama. Demikian pula Wakil Rektor I IAIN Kendari, Dr. Husain Insawan juga memaparkan titik temu moderasi beragama dari perspektif berbagai ajaran agama yang ada di Indonesia. Kesemuanya menyuarakan pesan damai dan saling menghargai tanpa memandang agama dan kepercayaan yang dianut.

Pembinaan Moderasi Beragama di lingkungan IAIN Kendari menjadi gerakan massif, mulai dari mahasiswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Pengarusutamaan moderasi beragama ini dilaksanakan dalam berbagai bentuk baik berupa sosialisasi, diskusi, workshop, maupun kebijakan yang mengarah pada implementasi moderasi pada aktifitas tri dharma perguruan tinggi.