MENAG MINTA PTKIN PRIORITASKAN ALUMNI MADRASAH DAN PONPES

Super User 01-02-2017 (15:11:13) Berita 2033 times

Jakarta, Humas - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) memprioritaskan alumni Madrasah Aliyah Negeri dan Pondok Pesantren pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2017, menyusul dominasi alumni SMU/SMK pada seleksi mahasiswa baru di PTKIN tahun 2016. Hal itu diungkapkan Menag saat melaunching program penerimaan mahasiswa baru melalui Seleksi Prestasi Akademik Nasional – Ujian Masuk (SPAN – UM) PTKIN di kantor Kementerian Agama RI Jakarta, Rabu (1/2/16).
Launching SPAN – UM PTKIN dihadiri oleh sekitar 300 orang diantaranya Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama serta sejumlah pejabat di Lingkup Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama.
Dalam sambutannya Menag mengatakan, transformasi kelembagaan disatu sisi meningkatkan animo masyarakat terhadap PTKIN. Namun disatu sisi, tingginya input mahasiswa baru dari SMU/SMK akan mempengaruhi mutu mahasiswa PTKIN. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an dan kitab kuning yang memadai sedangkan kemampuan tersebut merupakan distingsi mahasiswa PTKIN dengan Perguruan Tinggi Umum.
Berdasarkan data panitia SPAN PTKIN, Program Studi Perbankan UIN Jakarta masih menduduki peringkat teratas yang paling diminati pendaftar disusul Hukum Ekonomi Syariah pada UIN Ar-raniry Aceh sedangkan jumlah peminat pada program studi Agama cenderung menurun. Hal ini perlu direspon dengan memikirkan secara serius kajian integrasi keilmuan islamic studies untuk mendorong jumlah peminat karena mandat institusi PTKIN adalah integrasi islamic studies dan science.
 “Saya kira ini harus menjadi perhatian para Rektor untuk melakukan upaya strategis dalam rangka meningkatkan jumlah peminat pada prodi keagamaan yang menjadi core utama dari PTKIN, pemberian afirmasi dengan beasiswa saya rasa belum cukup membantu” kata Menteri.
Menteri juga menyarankan agar PTKIN mengubah metode sosialisasi dengan menggunakan talent show atau mencari alumni yang berprestasi untuk menjadi mahasiswa PTKIN sehingga kualitas input meningkat signifikan.
Terkait mutu PTKIN, Menteri mengapresiasi upaya dari beberapa PTKIN yang telah berhasil masuk 100 besar pada pemeringkatan Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. UIN Jakarta menduduki peringkat ke 34 secara nasional, UIN Surabaya pada peringkat ke 44 dan UIN Malang mencapai peringkat 54. ”PTKIN tidak lagi menjadi kelas dua tetapi sudah membanggakan, namun saya berharap agar core islamic studies tidak memudar” tutupnya.
Tahun 2016, panitia menyediakan kuota SPAN PTKIN sebanyak 63 ribu sedangkan peminat mencapai 129 ribu lebih. Melihat pencapaian itu, tahun ini kuota SPAN PTKIN ditambah menjadi 87 ribu. IAIN Kendari menyediakan kuota penerimaan mahasiswa baru sebanyak 1000 orang dengan rincian 500 orang pada SPAN PTKIN, 300 orang untuk UM PTKIN dan jalur mandiri sebanyak 200 orang. (liv)