FUAD Hadirkan Pakar Tafsir Untuk Menyikapi Perbedaan

Super User 05-10-2016 (17:46:03) Berita 2636 times

Kendari (Humas) - Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Kendari menghadirkan Guru Besar Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. H. Nasaruddin MA dalam kuliah umum yang mengangkat tema pemahaman alquran secara komprehensif dalam menyikapi perbedaan penafsiran. Kegiatan yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan lingkup IAIN tersebut dilaksanakan di Auditorium IAIN Kendari, Rabu (05/10/16). Ketua Panitia kegiatan, Danial, Lc, M.Thi mengatakan, kegiatan ini diharapkan memberikan pencerahan kepada seluruh peserta agar dapat melihat sebuah persoalan dalam Islam secara komprehensif baik yang didasari dari Al Qur’an maupun Hadits. “Tidak lagi mengklaim kebenaran secara sepihak dengan mengabaikan kebenaran yang diyakini orang lain”, jelas dosen alumni Al Azhar Cairo itu.
Dalam kuliah umum tersebut, pakar Tafsir yang juga sekaligus imam besar masjid Istiqlal Jakarta ini menyampaikan agar umat muslim senantiasa mengkaji Al Qur’an dan Hadits secara baik dan mendalam. Manusia diberikan akal untuk mampu mengkaji pesan yang tersirat dalam kitab Al Qur’an dan Hadits dengan memahami asal usul dari diturunkannya Firman Allah dan Sunnah Rasulullah. Pemahaman yang mendalam tersebut akan membuat ummat Islam berjaya dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi di tengah masyarakat.
Terkait perbedaan penafsiran, Ia mengatakan jangan menjadi alasan sesama muslim untuk saling mengklaim kebenaran dan menyalahkan pihak lain. “Perbedaan penafsiran sudah ada sejak zaman ulama terdahulu, masing-masing mereka memiliki alasan yang kuat untuk mempertahankan penafsirannya dan tidak menyalahi ketetapan Allah dan Rasulnya. Untuk itu marilah kita saling menghargai perbedaan” kata mantan Wakil Menteri Agama ini.
Selain itu, Prof. Nasaruddin juga membahas bagaimana pandangan negara barat tentang Islam Indonesia yang damai dan teduh. Menurutnya, pandangan tersebut didasari dari budaya muslim Indonesia yang dengan penuh kesadaran menerima perbedaan pendapat dan telah mengakar sejak dulu di tengah masyarakat kita.
Usai membawakan materi, sejumlah mahasiswa mengajukan pertanyaan seputar perbedaan penafsiran salah satunya mengenai pengertian kata jilbab. Dalam penjelasannya, ulama kelahiran Sulawesi Selatan ini mengungkapkan bahwa jilbab merupakan kain panjang yang menutupi tubuh wanita dari kepala hingga ke bagian bawah tubuh wanita. Pakaian ini merupakan pakaian etnis wanita Arab. “Jadi yang berada di ruangan ini belum satupun yang menggunakan jilbab, yang ada hanya penutup aurat dan muslimah diwajibkan untuk menutup aurat” tegasnya.
Sebelum menutup kuliah umum yang berlangsung selama tiga jam itu, Prof. Nasaruddin mengapresiasi intelektualitas mahasiswa IAIN Kendari yang menurutnya tidak kalah hebat dengan mahasiswa di Jakarta. Ia juga menyampaikan harapan kepada akademisi IAIN Kendari untuk terus mendalami penafsiran Alqur’an dan Hadits agar mampu mengartikulasikan ayat Al Qur’an dan hadits secara komprehensif sehingga bermanfaat untuk menyelesaiakn persoalan yang dihadapi masyarakat. (liv)