Dosen IAIN Kendari Hadiri Dzikir Kebangsaan di Istana Negara

Lily Ulfia, SE 02-08-2018 (17:24:37) Berita 1839 times

Kendari, Humas - Dosen IAIN Kendari H. Danial, Lc., M.Th.I., dan H. Abdul Muiz, Lc., M.Th.I mendapat kehormatan untuk mengikuti Dzikir Kebangsaan yang digelar di Istana Negara Jakarta, Rabu (1/8/18). Dzikir kebangsaan dilaksanakan oleh Majelis Dzikir Hubbul Wathon bekerja sama dengan Istana Negara yang dihadiri oleh sekitar 1000 Ulama dan Habaib dari berbagai daerah di Indonesia. Ini adalah yang kedua kalinya, setelah tahun sebelumnya juga digelar kegiatan serupa dalam rangka menyambut peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.
 
Dosen yang juga Pengasuh Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari, Danial mengaku mengaku bersyukur dapat kembali hadir di tengah para ulama dan Habaib sekaligus dapat bertemu langsung dengan pemimpin negara ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat penting dalam rangka merekatkan hubungan ulama dan umara sehingga akan menjadikan negeri ini aman dan sentosa.
 
“Apabila Umara bertaqwa kepada Allah dan Ulama senantiasa mendoakan dan mendukung kebijakan yang diambil dalam rangka mensejahterakan dan memakmurkan rakyat maka Insya Allah akan tercipta baldatun tayyibatun wa rabbung ghafuur” tambahnya.
 
Ketua Dewan Penasehat Majlis Dzikir Hubbul Wathan, KH. Ma'ruf Amin berharap melalui kegiatan ini adanya pertolongan Allah SWT kepada bangsa Indonesia, dengan diberikan pertolongan inayah terutama terhadap berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini di luar kemampuan manusia.
 
Selain itu, Ketua MUI ini juga mengajak ummat untuk memanjatkan do’a agar Allah SWT menjaga bangsa ini dari hal yang menceraiberaikan dan tetap menjadi bangsa yang utuh aman dan sejahtera.
 
KH Musthofa Aqil Siradj selaku Ketua Majelis Dzikir Hubbul Wathon menjelaskan bahwa Dzikir Kebangsaan ini digelar karena banyak ulama sepuh yang gelisah terhadap kondisi bangsa saat ini. Pasalnya, umat Islam di Indonesia mulai tercerai berai, khususnya setelah adanya kelompok yang mengatakan NKRI sebagai toghut atau kafir.  Oleh karena itu, pemerintah dan ulama harus selalu bersinergi karena isu yang dimainkan saat ini kerap mengandung SARA.
 
"Alhamdulillah ini tahun kedua dzikir di Istana dan Insya Allah menciptakan kesejahteraan dan keamanan dan berkesinambungan antara ulama dan pemerintah.
Acara puncak dzikir kebangsaan dan sholawat oleh KH Miftahul Akhyar dan Habib Ahmad bin Idrus Al Habsy, kemudian  ditutup dengan dengan doa oleh tokoh sepuh NU, KH Maimun Zubair.
 
"Saya yakin Presiden Jokowi yang sangat cinta ulama akan terus mengadakan dzikir-dzikir seperti ini”, pungkasnya.  (SMS)