Ribuan Orang di Auditorium IAIN Kendari Lafalkan Pancasila dalam 3 Bahasa

Lily Ulfia, SE 23-05-2017 (16:02:54) Berita 2940 times
Kendari, Humas – Sekitar 2 ribu orang yang terdiri dari unsur sivitas akademika IAIN Kendari, Polri, TNI, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Ormas se Sulawesi Tenggara melafalkan Pancasila dalam 3 bahasa pada acara Halaqah Kebangsaan di Auditorium IAIN Kendari, Selasa (23/05/2017). Pancasila dikumandangkan dalam bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai salah satu bagian dari acara yang mengangkat tema Masyarakat Sultra Cinta Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigjen Pol. Andap Budhi Revianto, S.IK, Rektor IAIN Kendari Dr. H. Nur Alim, M.Pd, para Ketua Ormas Islam di Sultra beserta para pejabat utama di Lingkup Polda Sultra dan IAIN Kendari tampil pada barisan terdepan dalam menyuarakan seruan cinta pancasila dan NKRI. Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama IAIN Kendari dan Polda Sultra ini merupakan salah satu bentuk penolakan terhadap gerakan anti pancasila yang disuarakan kelompok radikal.
 
Pada kesempatan tersebut, Para pemuka agama antara lain ketua Majelis Syuro PW Nahdatul Ulama Sultra, Ryha Madi, Ketua PW Muhammadiyah Sultra, Ahmad Aljufrie dan Ketua MUI Sultra, KH. Mursyidin tampil membawakan tausiyah kebangsaan. Ryha Madi menyampaikan keprihatinannya terhadap segelintir oknum yang mempersoalkan pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia. “Kami secara secara tegas mendukung pernyataan resmi MUI yang menyatakan bagi penghina Pancasila tidak boleh hidup di Indonesia, warga Nahdhiyin siap mengorbankan jiwa raga untuk membela negara dan menjaga keutuhan NKRI” tegasnya. 
 
Terhadap hadirnya organisasi yang tidak mengakui adanya pancasila sebagai dasar Negara, Ryha mendesak pemerintah menindak tegas oknum dimaksud agar paham anti pancasila tidak semakin meluas. Senada dengan itu, Ketua PW Muhammadiyah dan MUI Sultra juga menyuarakan kepada seluruh peserta Halaqah Kebangsaan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan serta mengingat kembali sejarah berdirinya bangsa Indonesia, dimana peran alim ulama sangat besar terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa ini.


Sementara itu Rektor IAIN Kendari, Nur Alim secara tegas menyatakan bahwa IAIN Kendari menolak gerakan radikalisme yang tidak mengakui Pancasila dan NKRI baik yang mengatasnamakan agama maupun organisasi yang anti agama. “Negara ini dibangun oleh para ulama, para syuhada, para tokoh pejuang kemerdekaan dalam bingkai kebhinekaan yang patut terus kita jaga dan pertahankan, menjadikan pancasila sebagai ideologi bangsa” tegasnya.
 
Sementara itu Kapolda Sultra, Brigjen Pol. Andap Budhi Revianto mengajak seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara untuk bersatu melawan adu domba dari pihak-pihak yang ingin menghancurleburkan NKRI. Ia berharap, kegiatan yang baru pertama kalinya dilaksanakan di Sultra ini akan terus berlanjut hingga berdampak luas menggerakkan masyarakat yang cinta pancasila. Ia juga menyerukan kepada masyarakat untuk terus mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan ini dengan pengabdian sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki.
 
Kegiatan ini ditutup dengan pembubuhan tanda tangan Ikrar Kesetiaan terhadap pancasila dan NKRI oleh seluruh peserta Halaqah, pada spanduk sepanjang kurang lebih 30 meter yang dipajang diselasar auditorium IAIN Kendari. Pembubuhan tanda tangan ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan menyelamatkan pancasila dari oknum anti pancasila. (liv)