Guru Besar Al-Malik Khalid University, Berbagi Tips Mudah Berbahasa Arab

Lily Ulfia, SE 09-11-2017 (17:09:10) Berita 2549 times
Kendari, Humas - IAIN Kendari menghadirkan Syeikh Prof. Dr. Shaleh Abdullah Al-Syatsari.Al-Malik Khalid University Arab Saudi sebagai narasumber dalam kuliah umum yang digelar di Auditorium IAIN Kendari, Kamis (9/11/2017. Syeikh Shaleh yang juga merupakan Musyrif pada program pelatihan Al-Arabiyah Lil Jami’  membawakan kuliah dengan tema Strategi Pengembangan Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia. Kegiatan ini mendapat antusias yang sangat tinggi dari ratusan peserta yang hadir memenuhi auditorium IAIN Kendari.

Dalam pemaparannya yang disampaikan dalam bahasa Arab, Syaikh mengulas banyak hal terkait dengan pembelajaran prospek pengembangan pengajaran Bahasa Arab di Indonesia. Misalnya, potensi masyarakat Indonesia yang didominasi oleh masyarakat Muslim merupakan peluang terbesar yang dimiliki untuk pengembangan bahasa Arab. Ditambah lagi animo guru dan Dosen bahasa Arab yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

“Hal tersebut dapat dilihat dari kuantitas penyelenggaraan kegiatan pengembangan pengajaran Bahasa Arab yang dilakukan oleh lembaganya di Indonesia pada tahun 2017 sudah terselenggara sebanyak 22 kali, jauh melebihi negara Brunei dan Thailand yang baru terselenggara sebanyak 3 (tiga) kali. Bahkan Malaysia, Kamboja, dan Philipina baru 1 (satu) kali” ungkapnya.

Menurutnya, di samping potensi besar tersebut di sisi lain Indonesia mengalami berbagai problematika dalam pengembangan pengajaran Bahasa Arab. Problematika yang dimaksud mulai dari persoalan pola pengajaran yang tidak tepat dimana peserta didik lebih diarahkan pada kemampuan membaca dan menulis padahal sejatinya belajar bahasa itu adalah dengan berkomunikasi lisan menggunakan bahasa Arab.

“Nabi Muhammad SAW yang paling fasih menggunakan bahasa Arab namun tidak memliki kecakapan dalam menulis dan membaca dalam bahasa Arab. Jadi, seharusnya hal ini menjadi pelajaran besar bagi tenaga pendidik bahasa Arab bahwa peserta didik jangan dulu “disuapi” dengan materi membaca dan menulis karena pembahasannya akan banyak mengupas tentang nahwu & sharaf, dll yang memiliki karakteristik dan kaidah yang cenderung dianggap sulit”, paparnya.

Lebih jauh, Syaikh Shaleh menguraikan strategi pengajaran bahasa arab dengan fokus pada kemampuan berbicara dan mendengar dengan cara menghindari penggunaan terjemahan kata karena bisa menyimpang dari maksud dasarnya, memaksimalkan penggunaan media visual dan audio-visual pada proses pembelajaran, memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan “native speaker” misalnya via Facebook dan WhatsApp.

Selain itu perlu dilaksanakan studi komparasi dengan lembaga pendidikan yang telah lebih dulu mengembangkan pembelajaran bahasa Arab sehingga dapat dijadikan rujukan pengembangan pengajaran serta membentuk komunitas guru atau dosen Bahasa Arab sehingga dapat dibuat pertemuan secara periodic semacam Forum Group Discussion (FGD).

Sementara itu, Rektor IAIN Kendari, Dr. H. Nur Alim, M.Pd berharap materi yang disampaikan oleh Syaikh Shaleh dapat menjadi momentum dalam membangun kultur pesantren di IAIN Kendari melalui iklim pembelajaran Bahasa Arab di semua Fakultas dan Program Studi yang ada di IAIN Kendari.

“Melalui kegiatan ini pula diharapkan dapat terjalin kerjasama yang lebih intens dan konstruktif di bidang pengembangan pengajaran Bahasa Arab antara IAIN Kendari baik dengan lembaga AL-Arabiyah Lil Jami’maupun dengan Al-Malik Khalid University Arab Saudi”, pungkasnya.(sms/muiz/liv)