Dirjen Pendis: Indonesia Aman Karena Berhasil Membangun Infrastruktur Sosial

Lily Ulfia, SE 18-09-2018 (00:18:33) Berita 1437 times
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin mengatakan, Indonesia menjadi negara yang aman di tengah masyarakat plural disebabkan para akademisi di negeri ini berhasil membangun infrastruktur sosial yang kuat. Hal itu diungkapkan Kamaruddin saat menjadi pembicara pada diskusi yang mengangkat tema The Current Development of Islamic Studies yang digelar di Auditorium IAIN Palu, Senin (17/9/18).

Menurut Kamaruddin, sarjana di Indonesia lebih banyak aktif dalam berbagai organisiasi dan kegiatan social kemasyarakatan, membangun pemahaman masyarakat tentang kehidupan multikultur sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang tentram dan damai. Sedangkan di beberapa Negara seperti di Timur tengah para sarjana lebih banyak menghasilkan karya monumental berupa buku-buku dan tulisan ilmiah lainnya.

Meski demikian, Kamaruddin mengingatkan, selain infrastruktur social, penting bagi PTKIN untuk  melahirkan sarjana yang menjadi ulama sekaligus ilmuwan.

“Kita tidak bisa mempoduksi sarjana yang hanya menguasai bidang ilmunya tapi tidak bisa menjadi ulama, di sisi lain kita juga tidak bisa hanya memproduksi ulama yang tidak menguasai ilmu modern. Sudah saatnya kita memperoduksi sarjana yang bisa menjadi ulama sekaligus ilmuwan yang memiliki pemahaman tradisional dan modern sekaligus”, ungkapnya.

Pada kesempatan itu, ia juga berpesan agar PTKIN berkonsentrasi dalam menerbitkan karya pada bidang ilmu Islamic Studies yang monumental serta dapat menjadi rujukan bagi kalangan intelektual dunia.

“Di negara-negara barat, para peneliti Islamic Studies bukan seorang muslim tetapi mereka bisa menghasilkan karya monumental karena mereka menekuni dengan serius dan membuat kajian komprehensif tentang Islam”, tambahnya.

Sementara itu, beberapa pembicara lainnya seperti Prof. Dr. Amin Abdullah, Guru Besar UIN Sunan kalijaga Yogyakarta dan Dr. Amelia Fauzi dari NUS Singapore juga memberikan pandangannya terkait peningkatan kualitas karya ilmiah akademisi PTKIN.

Amelia Fauzi mengungkap perkembangan kajian Islamic Studies di Indonesia yang terus mengalami perubahan dari  abad 20 ke abad 21.

“Dulu kajian Islamic Studies hanya terbatas pada konsep tradisional, sekarang sudah mengarah pada menjadi kajian implementatif. Ini cukup positif karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kita juga bisa melihat kalau dulu forum-forum intelektual seperti ini pesertanya didominasi oleh orang asing tapi sekarang 90 persen merupakan akademisi Indonesia”, jelas Amelia.

Kegiatan Diskusi merupakan rangkaian kegiatan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) yang berlangsung mulai 17-20 September 2018 di Palu, Sulawesi Tengah. AICIS mempertemukan pakar Islamic Studies dari berbagai Negara di dunia dalam diskusi panel. (liv)