Wamenag Nazaruddin Umar Resmikan UIN Ar-Raniry Aceh

30-09-2014 (03:32:22) Berita 1311 times

Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry yang sebelumnya berstatus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Darussalam Aceh resmi berubah nama. Launching kampus dan peresmian penggunaan sarana dan prasarana di dalamnya dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar (Rabu, 17/09) pukul 11.30 WIB.


Kampus IAIN yang sudah berganti UIN ini mengambil nama Ar Raniry bernisbat pada ulama dan mufti besar Ar Raniry pada zaman Sultan Iskandar Tsani . Awal mula berdirinya IAIN ini dimulai dengan dibukanya fakultas syari’ah dipimpin Dekan Hasbi As Siddiqi yang merupakan cabang dari IAIN Yogyakarta tahun 1960 kemudian menyusul fakultas-fakultas lain.


Namun, tanggal 5 Oktober 1963 akhirnya berdirilah IAIN di kota Serambi Mekah ini yang diresmikan langsung oleh Menteri Agama KH. Syaifuddin Zuhri dan merupakan IAIN ke-3 setelah IAIN Yogyakarta dan IAIN Jakarta dengan Rektornya A. Hasjmy (1963-1965).


Peresmian kampus yang pernah dilanda gelombang tsunami tahun 2004 dengan ketinggian 2 meter di area kampus sehingga merusak beberapa bangunan kampus ini dihadiri oleh Gubernur NAD Dr. Zaini Abdullah, Pangdam Iskandar Muda,  Ketua DPRA, para Wali Amanat, Para Rektor/Ketua PTAI Se-Indonesia.


“Kampus yang telah berdiri sejak 1963 atau 50 tahun yang lalu telah melahirkan IAIN Sumatera Utara, 3 STAIN dan 30 PTAIS di wilayah NAD diharapkan mampu menghadirkan inteleketual yang mendunia tidak hanya di tingkat lokal seperti yang telah diukir para ulama sufi Nuruddin Ar Raniry dan Hamzah Fansuri. Generasi mendatang harus mampu mengintegrasikan ilmu dengan ajaran Islam dan menginterkoneksikan ajaran Islam dengan ilmu-ilmu lainnya” ujar Rektor UIN Ar Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA.


Sementara menurut Nazaruddin Umar, berdirinya UIN Ar Raniry diharapkan mampu mengejawantahkan nilai-nilai universalitas Islam dengan wadah Universitas seperti lautan yang mampu menampung berbagai macam ikan.


“Ajaran uinversalitas Islam tidak cukup hanya diwadahi dengan lingkup IAIN atau STAIN namun harus dengan uinversitas karena akan mampu melahirkan generasi-generasi muslim di era kejayaan Islam seperti zaman Ibnu Rusyd, Al Khawarijmi, Al Farabi, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i yang mampu menelorkan karya besar dan merubah peradaban zaman.” Tegas Wamenag [ags].