UPT. Pengembangan Bahasa Gelar Webinar Internasional, Bahas Metode Pembelajaran di Era New Normal

Lily Ulfia, SE 02-07-2020 (20:13:14) Berita 1282 times
Kendari, Humas – UPT. Pengembangan Bahasa IAIN Kendari menggelar Webinar Internasional Virtual Learning of Language (VIRAL) melalui aplikasi zoom pada Rabu (1/7/20). VIRAL edisi ke empat ini mengangkat isu krusial bidang pendidikan dan pengajaran di era New Normal dengan menghadirkan Guru Besar Education University of Hongkong Prof. Ju Seong Lee  dan Dr. Nur Arifah Drajati, M.Pd dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Kepala UPT. Pengembangan Bahasa Dr. Ahmad, Lc, M.HI mengatakan, pelaksanaan webinar viral berangkat dari fenomena pembelajaran bahasa asing selama masa pandemi, dimana terjadi transformasi proses pembelajaran dari kegiatan tatap muka dialihkan pada metode berbasis digital.

“Dunia pendidikan diwarnai dengan tren baru ditandai dengan dominasi pemanfaatan platform digital sebagai media pembelajaran. Untuk itulah kami mengangkat topik Informal Digital Learning Environment (IDLE) atau Lingkungan Belajar Digital Informal sebagai alternatif metode pembelajaran bahasa asing bagi para tenaga pendidik, mahasiswa maupun para orang tua peserta didik”, kata alumni Universitas Al Azhar Cairo ini.

Platform pembelajaran informal yang mudah diakses melalui ponsel pintar menjadi peluang bagi pendidik untuk merancang instrumen pembelajaran kreatif berbasis digital. Instrumen tersebut dapat mengalihkan kebiasaan peserta didik yang sering menghabiskan waktu bermain gadget untuk sekedar mengakses permainan, menjadi lebih bermanfaat dan edukatif.

Prof. Lee mengungkap fakta bahwa generasi masa kini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan digital. Hal ini menjadikan metode IDLE sangat relevan untuk diterapkan sebagai instrumen pembelajaran. Metode IDLE secara khusus memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan kondisi belajar, serta menyesuaikan diri terhadap target dan komponen pembelajaran yang sangat berpengaruh besar terhadap progres hasil belajar.

Dia menyajikan contoh kasus pembelajaran informal yang berhasil membantu peserta didik mengalami perkembangan pesat dalam penguasaan bahasa asing. Beberapa kasus tersebut terjadi di Indonesia dan Korea.

“Mereka menemukan gairah (passion) belajarnya melalui respon otomatis dari konten media yang sedang dihadapinya, inilah yang membantu menguasai bahasa asing lebih cepat dibandingkan pada pendidikan formal,” jelasnya.

Menurut Prof. Lee, kondisi diatas juga didukung oleh tersedianya aplikasi pembelajaran berbasis digital yang beragam dan inovatif, terutama pada aplikasi tatap muka (interface) yang dibuat semakin interaktif. Beberapa aplikasi belajar bahasa asing seperti Duolingo memiliki instruksi yang sangat mudah dipahami oleh pembelajar di usia dini.

Pada bagian selanjutnya, Dr. Nur Arifah menjelaskan konsep Kompetensi Komunikasi Antar-Budaya yang perlu mendapat perhatian ketika menerapkan IDLE pada proses pembelajaran. Konsep ini diimplementasikan dengan tujuan memberikan pemahaman tentang bagaimana peserta didik menyesuaikan diri dalam pergaulan global.

Dr. Nur Arifah menegaskan bahwa Komunikasi Antar-Budaya merupakan agenda pembelajaran bahasa asing yang mesti menjadi target pembelajaran.

“Sebagaimana fungsinya, bahasa menjadi gerbang bagi pengenalan keberagaman budaya dan dapat menjadi petunjuk awal bagi peserta didik untuk membangun perangai berbudaya di pergaulan global,” tambahnya.

Pemahaman dan pertukaran budaya yang difasilitasi oleh pembelajaran digital memungkinkan peserta didik untuk menjalin persahabatan dengan sesama peserta didik dari belahan dunia lainnya. Selain itu, mereka bisa saling bantu dan saling mengoreksi kesalahan berbahasa namun tetap memperhatikan etika pergaulan global.

Pemaparan dari kedua pakar pembelajaran bahasa asing ini mendapat apresiasi dari sebagian besar peserta webinar yang merupakan praktisi pembelajaran bahasa asing. Komentar dan apresiasi atas materi yang padat dan berkualitas tersebut disampaikan pada sesi interaktif juga melalui fasilitas chat pada aplikasi zoom dan youtube. Webinar yang berlangsung kurang lebih dua jam itu diikuti sekitar 500 peserta berasal dari dalam dan luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Korea dan Hongkong.

UPT Pengembangan Bahasa menggagas webinar bertajuk VIRAL dengan tujuan membangun motivasi dan menginspirasi para akademisi, praktisi dan peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar dan mengajar bahasa asing. Pada tiga webinar edisi sebelumnya, VIRAL mengulas topik seputar academic writing dan teknologi pembelajaran bahasa arab,  (liv/azwar)