STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DI KOTA BAU-BAU

Lily Ulfia, SE 14-12-2017 (17:21:14) Opini 12873 times
Pariwisata diproyeksasikan akan menjadi fenomena baru dalam mendukung perekonomian global dimasa yang mendatang. Menurut sebuah literatur dikatakan bahwa Pariwisata adalah suatu gejala yang kompleks dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat hotel, objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan wisata, rumah makan, dan  banyak lainya. Potensi pariwisata di daerah, jika dikelola secara profesional akan menghasilkan economic value baik bagi pemerintah maupun masyarakat setempat. Di Sulawesi Tenggara terdapat potensi pariwasata yang tersebar di berbagai kabupaten baik wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, wisata bahari dan masih banyak ragam obyek wisata lainnya.

Salah satu daerah yang menyimpan potensi wisata yang cukup banyak dan beragam adalah kota Bau-bau. Kota Bau-Bau terletak di pulau Buton yang sejak dulu dikenal memiliki potensi Aspal alam terbesar di dunia. Kota Bau-Bau mulai memperoleh status sebagai kota pada tanggal 21 juni 2001 berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2001. Kota Bau-Bau ini secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa diantara 5.21o-5.33o lintang Selatan, dan di antara 122.30o-122.47o bujur Timur di sebelah Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota tersebut mempunyai wilayah daratan seluas 221.00 km2, luas laut mencapai 30 km2 dimana merupakan kawasan potensi untuk pengembangan sarana dan prasarana transportasi laut serta bidang perikanan.

Bukan saja alamnya yang indah, namun kota ini juga menyimpan keragaman budaya yang belum terekspose secara luas. Di samping itu kota Bau-Bau merupakan kota yang terkenal akan kota yang memiliki banyak pariwisata, baik wisata alam dan  wisata kuliner.  Potensi wisata alam maupun wisata kuliner yang sangat menarik dan patut untuk di kunjungi, karena di beberapa tempat di kota tersebut menyimpan sejuta keindahan yang sarat akan budaya dan sejarahnya. Bukan hanya itu, kota yang dikenal sebagai kota keraton itu pula memiliki sungai yang besar, yaitu sungai yang membatasi Wolio dan Betoambari serta membelah kota Bau-Bau. Dan sungai tersebut  bisa berpotensi untuk dijadikan sebagai irigasi pertanian dan kebutuhan rumah tangga seperti mendapatkan bahan makanan berupa ikan.

Scara umum, saat ini mata pencarian penduduk kepulauan Buton didominasi oleh sektor perikanan, hal ini tercermin dari dari upaya peningkatan perekonomian di kota Bau-Bau yang di dominasi sektor perikanan.  Contohnya saja pemanfaatan wilayah perairan dikota tersebut sebagai potensi untuk mengembangkan usaha budidaya perikanan dan pengelolaan hasil perikanan menjadi makanan kuliner khas kota Bau-Bau. Terdapat pula obyek wisata panorama laut yang sangat indah dan telah dikelola secara profesional.

Berdasarkan potensi kota ini, kita bisa berpikir secara kreatif untuk menyusun strategi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi. Strategi yang dimaksud adalah suatu sistem yang digunakan di suatu daerah dalam melaksanakan kegiatan di bidang ekonomi. Hal ini sejalan dengan ungkapan Endang Mulyani bahwasanya kegiatan ekonomi adalah Faktor produksi alam (sumber daya alam) yang merupakan segala sesuatu yang di sediakan alam untuk dimanfaatkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraanya, dimana faktor produksi ini terdiri dari air, tenaga alam, tanah, barang tanam dan iklim. Dengan demikian, faktor produksi alam ini kita bisa manfaatkan untuk meningkatkan perekonomian dengan segala wisata-wisata yang ada di kota Bau-Bau.
Perekonomian di kota Bau-Bau akan mengalami peningkatan apabila kita bisa mengelola destinasi wisata yang di miliki dengan baik dan benar. Olehnya itu perkembangan pariwisata untuk meningkatkan perekonomian di kota Bau-Bau akan diuraikan dibawah ini.

Pada tahap awal kita akan meningkatkan perekonomian dengan cara membagi kunjungan wisata di Kota Bau-Bau menjadi dua jenis kunjungan utama. Pertama, wisata sejarah berupa kunjungan wisata kepeningalan sejarah dari  kesultanan Buton, dimana diantaranya berupa benteng keraton, dan masjid agung keraton (masigi ogena) masjid Kuba, dan tiang bendera (kasulura tombi) rumah adat (malige) badili (meriam) , samparaja, lawa dan baluara.  Kedua, wisata alam berupa kunjungan melihat pemandangan  alam yang indah berupa pantai yaitu pantai kamali, pantai nirwana, dan pantai  lakeba. Sedangkan wisata airnya ialah Tirtarimba, samparona, dan lagawuna goa yaitu lakasa dan ntiti  pemandian alam bungi.

Dengan banyaknya wisata tersebut,  kita bisa mengelompokan menjadi sembilan bagian untuk meningkatkan perekonomian di kota Bau-Bau dan meningkatkan nilai estetika wisata-wisata yang dimiliki serta mampu bersaing dengan kota Bali yang lebih dulu dikenal memiliki destinasi wisata yang indah dan diminati wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kondisi itulah yang membuat perekonomian di kota Bali menjadi meningkat.

Ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
  1. Melakukan survey ekonomi terlebih dahulu,seperti yang telah di ungkapkan oleh sebuah literatur, dikatakan bahwakita memerlukan survey ekonomi dimana itu merupakan sebuah rencana yang biasanya di mulai dengan meninjau kemajuan dalam tahun-tahun yang baru berlalu terutama sejak rencana terakhir direncanakan.
  2. Menciptakan selera konsumen, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hendry Faizal Noor bahwa selera atau rasa konsumen terhadap barang atau jasa (warna, bau, rasa model) juga akan memengaruhi besar kecilnya konsumsi dan permintaan akan suatu barang dan jasa. Sebagai pengelola, kita harus mampu berpikir secara kreatif untuk menciptakan selera konsumen terlebih dahulu dengan cara memodifikasi wisata-wisata yang ada di kota bau-bau.
  3. Membuat kota lama sebagai pusatpelayanan wisata untuk Kota Bau-Bau dan sekitarnya serta wisata budaya berbasis pada bangunan tradisional, dan pantai sebagai penunjangdengan obyek wisata meliputi Pantai Kamali, Malige, dan Kota Lama.
  4. Menjadikan benteng sebagai kawasan wisata budaya, dengan obyek wisata meliputi Benteng, Wolio, dan Benteng Sorowolio. Menjadikan bungi sebagai wisata alam berbasis air terjun dan ekologi hutan.
  5. Mempromosikan tempat-tempat wisata yang berada di kota Bau-Bau dengan cara memperbaiki akses, infrastruktur dan fasilitas yang ada dalam wisata tersebut agar wisatawan merasa tertarik dan nyaman bila berada dalam kawasan wisata.
  6. Menggandeng investor,dimana kita harus mengelola tempat wisata tersebut antara pemerintah dan investor wisata. Namun, kita juga harus memerhatikan jangan sampai bentuk kerja samanya merugikansalah satu atau semua sepihak.
  7. Memilih duta wisatsa untuk sebagai ujung tombak promosi wisata. Eksistensi dutawisatamenjadi signifikan dan emmegang peranan penting dalam mempromosikantentang pariwisata yang ada di Kota Bau-Baukepada masyarakat luas hingga ke daerah lain.
  8. Memanfaatkan media internet sebagai wadah promosi sebab dewasa ini ini promosikonversional tidak bisa terlalu untuk diandalkan. Langkah inovatif pada tahapan ini adalah mewajibkan pengelola destinasi wisata memiliki website yang representatif dan informatif.
  9. Mempromosikan wisata-wisata tersebut adalah membuat aplikasi mobile official kota,dimana aplikasi mobile yang berbasis smartphone contohnya adalah meity.
Setelah melakukan perencanaan tersebut kita harus melibatkan masyarakat di Kota Bau-Bau, sehingga  dapat menciptakan lowongan kerja bagi masyarakat untuk mengelola tempat wisata tersebut. Dengan kita memanfaatkan tempat wisata-wisata tersebut, tanpa disadari perkembangan  perekenomian dikota Bau-Bau akan meningkat.

Terakhir, selaku penulis saya memberikan saran agar tempat wisata-wisata yang ada di kota Bau-Bau dapat dikelola dengan baik sehingga menjadi destinasi wisata yang layak wisatawan/ tourist  dan mampu meningkatkan perekonomian di kota Bau-Bau, dengan begitu masyarakat kota Bau-bau lebih sejahtera.

Daftar Pustaka:
https:id.wikipedia.org/wiki/kota_baubau
Endang Mulyani, Ilmu Pengetahuan sosial,(pusat kurikulum dan pembukuan, balitbang, kemdikbud,2014).hlm.15
W.athur lewis, perencanaan pembangunan dasar-dasar kebijaksanaan ekonomi ( PT Rineka Cipta, jakarta 1994)hlm.1
Hendry Faizal Noor, ekonomi manajerial (PT RajaGrafindo Persada, jakarta 2013).hlm.37
 
Penulis : Nur Wulan Sari
NIM       : 17050102050
Prodi    : Perbankan Syariah (Kelas B) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
SMT      : Satu