IAIN Kendari Jadi Pilot Project Kurikulum Berbasis Gender

Super User 27-09-2016 (14:23:56) Berita 1731 times
Kendari (Humas) - Sebagai perguruan tinggi negeri Islam di Sultra, IAIN Kendari tidak hanya berkewajiban meningkatkan kualitas, dan daya saing bagi sumber daya manusia (SDM). Tetapi juga diharapkan bisa mencetak alumni yang responsif terhadap gender, sehingga kedepan bisa ikut berpartisipasi menurunkan tindakan kriminal khususnya kekerasan terhadap anak dan perempuan. Berangkat dari tujuan tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) RI memilih IAIN Kendari sebagai pilot projek dari program perspektif gender untuk Indonesia Timur. 
 
Tim Ahli Program Pengurus Utamaan Gender (PUG) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dr Susanto, menjelaskan, kerjasama yang dilakukan antara KPPPA dengan IAIN Kendari tidak lain untuk mencetak alumni yang responsif terhadap gender.
 
"Yang dimaksud dengan responsif gender disini ialah, mahasiswa maupun alumni yang memiliki sensitifitas terkait gender," katanya saat ditemui usai pembukaan workshop Pemetaan Mata Kuliah Potensial Integrasi Gender, Selasa (27/9) di Same Hotel.
 
Artinya, jelas dia, dengan adanya sensitifitas gender yang dimiliki masing-masing mahasiswa IAIN Kendari. Diharapakan setelah kembali ke masyarakat para mahasiswa tersebut mampu ikut menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
 
"Dengan kata lain, apapun nanti profesi mereka kedepan. Intinya, mereka bisa memanusiakan manusia, atau tidak semena-mena terhadap sesama makhluk Tuhan," terangnya kepada media.
 
Tetapi lanjut dia, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan desain dan kurikulum gender. Sebenarnya, papar dia, integrasi perspektif gender di mata kuliah sudah diterapkan dibeberapa kampus agama islam lain. IAIN Kendari sendiri merupakan salah satu perguruan tinggi Islam yang menjadi piloting.
 
"Disamping menurunkan angka kekerasan pada anak dan perempuan, kita pun menginginkan adanya penambahan mata kuliah berspektif gender. Serta bertambahnya perhatian perguran tinggi Islam tergahap sensitifitas gender," tutur Susanto.
 
Sekaligus masih dia, meningkatkan pemahaman dan perilaku mahasiswa yang aktif gender. Perlu diketahui perguruan tinggi asuhan Nur Alim ini juga menjadi pilot projek pertama bagi Indonesia Timur, dengan kata lain menjadi awal bagi Sultra memiliki Pemetaan Mata Kuliah Integritas Gender.
 
Sementara itu, Rektor IAIN Kendari Nur Alim mengatakan, dengan adanya kerjasama ini tentu kedepan dari masing-masing fakultas yang ada di IAIN Kendari bisa mengintegrasikan nilai-nilai pada masing mata kuliah yang sesuai. Akomodasi gender itu, sambung dia masuk melalui perencanaan, materi, pengelolaan atau metode pembelajaran dan evaluasi.
 
"Kemudian, tata kelola kampus yang masih kurang mengakomodasi nilai-nilai gender, dengan wawasan ini semakin muda mengakomodasi atau mengaplikasi pada seluruh mata kuliah," kata Nur Alim.
 
Dia menambahkan, agar nilai-nilai ini bisa sampai ke masyarakat, tentu peran mahasiswa kedepan sangat diperlukan. (rs/nu)